Jumat, 22 Mei 2009

METODE MENGAJAR

BEBERAPA METODE MENGAJAR DENGAN

KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA

A. METODE DEMONTRASI

Metode demontrasi ialah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Metode ini baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu ,proses bekerja sesuatu, proses mengerjakan sesuatu atau menggunakannya dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

Kelebihannya Antara Lain :

  1. Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit. Dengan demikian dapat menghindarkan verbalisme.
  2. Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari
  3. Proses pengajaran akan menarik
  4. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan anatara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.
  5. Melalui metode ini dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mengkin atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain

Kekuarangannya Antara Lain :

  1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demokrasi akan tidak efektif.
  2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
  3. Demontrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang metang disamping sering memerlukan waktu yang cukup panjang. Yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

Dalam menggunakan metode demontrasi ini supaya baik, maka diperlukan langkah-langkah yang harus digunakan sebagai berikut :

  1. Perencanaan dan persiapan demontrasi
  2. Pelaksanaan demontrasi
  3. Tindak lanjut dan evaluasi demontrasi

B. METODE PENUGASAN (RISITASI)

Materi penugasan (risitasi) adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

Kelebihannya Antara Lain :

  1. Metode ini nerupakan aplikasi prinsip pengajaran modern, prinsip arau disebut juga asas aktifitas dalam mengajar, yaitu guru dalam mengajar harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktifitas atau kegiatan sehubungan dengan apa yang dipelajari.
  2. Tugas lebih merangsang siswa untuk belajar lebih banyak, baik pada waktu di kelas maupun luar di kelas, atau dengan kata lain, baik siswa dekat dengan guru maupun jauh dari guru.
  3. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa yang diperlukan dalam kehidupannya kelak dan juga membuat siswa bergairah dalam belajar karena kegiatan-kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
  4. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya, atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
  5. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan sehubungan dengan abad informasi dan komunikasi yang manu demikian pesat dan cepat.
  6. Metode ini diharapkan dapat membawa efek intrukdional apabila dilakukan siswa di dalam kelas, lebih-lebih lagi pengiring untuk tugas di dalam kelas maupun di luar kelas.
  7. Metode ini dapat membina tanggung jawab, kedisiplin, dan mengembangkan aktivitas siswa.

Kekurangannya Antara Lain :

  1. Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataupun orang lain.
  2. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaiakannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak berpartisipasi dengan baik.
  3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan inidividu siswa.
  4. Sering memberikan tugas yang monoton (tak bevariasi) dapat menimbulkan kebosanan Siswa.
  5. Pemberian tugas yang terlalu sering dan banyak, apabila tidak disertai penilaian tersendiri sering menjadi beban dan keluhan siswa.

Metode penugasan (risitasi) ini dalam pelaksanaannya sering berkaitan dengan metode-metode mengajar lainnya seperti tugas latihan, tugas mengadakan demontrasi, tugas mengadakan diskusi, dan sebagainya. Supaya guru memberikan tugas yang baik, hendaknya memperhatikan dan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Pemberian tugas dan penjelasannya
  2. Pelaksanaan tugas
  3. Pertanggungjawaban tugas dan penilaian

C. METODE PEMECAHAN MASALAH (PROMBLEM SOLVING)

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianlisis dan disentesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa.permasalahan itu dapat diajukan atau diberikan guru kepada siswa, dari siswa bersama guru, atau dari siswa sendiri, yang kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan-kegiatan belajar siswa. Tentu saja pemecahan yang sesuai dengan topik bahasan yang semestinya dipelajari.

Kelebihannya Antara Lain :

1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.

2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak; suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.

3. Metode ini merangsang pengembengan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh. Karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasahan dari berbagai dalam rangka mencari permasalahan.

Kekuranganya Antara Lain :

1. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuaan dan pengalaman yang dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampialan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SMA, PT saja. Padahal untuk siswa SD juga bisa dilakukan dengan tingkat kesulitan permasalahan yang sesuai.

2. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu yang lain.

3. Mengubah masalah siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar